Layanan Tiket Pesawat Murah, Booking dan Cetak Sendiri Tiketnya

CARA MUDAH BERBISNIS TIKET PESAWAT

Apakah anda sudah siap untuk Bergabung??

Bergabung? silahkan klik disini

Sabtu, 05 Juli 2014

Hebat... Pelajar Indonesia Paling Diincar Perusahaan Jepang !!


Berdasarkan data Career Office APU tahun 2013, job placement rate untuk anak-anak Indonesia pada 2012 lalu mencapai angka 100 persen, sementara pada 2012 lalu turun sedikit, hanya 96,7 persen.

Kantor karir (career office) Ritsumeikan Asia Pacific University (APU), Beppu, Jepang, menempatkan para pelajar Indonesia sebagai pelajar paling diincar perusahaan-perusahaan multinasional Jepang. Kemampuan bahasa Jepang dan Inggris para pelajar Indonesia dinilai sangat baik, sebaik kemampuan studi di bidangnya masing-masing.

Demikian dipaparkan Masako Posselius, Manager Career Office Ritsumeikan APU, di kantornya di Kampus APU, Kamis (19/6/2014). Masako, yang juga menjabat Global Career Development Facilitator (Japan), bahkan menegaskan bahwa lulusan Indonesia banyak dicari karena dianggap sangat kreatif, selain punya passion dan kemampuan bahasa lebih baik dibandingkan pelajar asal Asia Tenggara lainnya.

"Terutama untuk bahasa Jepang. Anak-anak Indonesia banyak dicari untuk mengisi banyak posisi manajer eksekutif. Mereka dinilai kreatif sehingga kerap dipercaya mampu membawa visi dan misi perusahaan," ujar Masako.

Berdasarkan data Career Office APU tahun 2013, job placement rate untuk anak-anak Indonesia pada 2012 lalu mencapai angka 100 persen, sementara pada 2012 lalu turun sedikit, hanya 96,7 persen. Masako mengatakan, pada 2013 lalu, 73 persen dari total pelajar asal Indonesia di APU pun tercatat paling aktif mencari pekerjaan.

"Jadi, persentase anak Indonesia yang mendapatkan pekerjaan di Jepang itu 65 persen, yang bekerja di Indonesia 17 persen, sedangkan sisanya yang 17,5 persen itu di negara lain atau melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi," kata Masako.

Mesih berdasarkan data Career Office APU, pada 2013 lalu tercatat sebanyak 355 perusahaan Jepang mendatangi APU untuk menggelar rekrutmen tenaga kerja first graduate. Kunjungan dan rekrutmen yang disebut dengan "On Campus Recruiting" itu kerap dijadikan kesempatan bagi para mahasiswa Ritsumeikan APU, khususnya mahasiswa tingkat 3 dan 4, untuk mulai merancang job hunting.

"Karena pada saat itu para mahasiswa hanya mulai fokus pada akhir masa studinya dan serius dengan aktivitas riset mereka untuk menyelesaikan studi. Sejauh ini, para alumni dan perusahaan selalu puas dengan capaian anak-anak Indonesia yang mereka rekrut," kata Masako.


Di Ritsumeikan APU, jumlah mahasiswa Indonesia yang mencapai 217 orang, menduduki posisi keempat dari 5.480 total mahasiswa internasional yang menimba ilmu di perguruan tinggi itu.

Non-akademik

Di Ritsumeikan APU, jumlah mahasiswa Indonesia yang mencapai 217 orang, menduduki posisi keempat dari 5.480 total mahasiswa internasional yang menimba ilmu di perguruan tinggi itu. Berdasarkan data Mei 2014, dengan total 202 mahasiswa tingkat sarjana (S-1) dan 14 mahasiswa pascasarjana (S-2), serta 1 mahasiswa non-gelar, jumlah mahasiswa Indonesia secara berurutan berada di bawah China (572 mahasiswa), Korea (513 mahasiswa), serta Vietnam (336 mahasiswa).

Namun demikian, menurut Dahlan Nariman, Vice Dean of Admission-Associate Professor Ritsumeikan Asia Pacific University (APU), secara kualitas anak-anak Indonesia tidak kalah dibandingkan para mahasiswa asal ketiga negara di atasnya. Selama 5 tahun terakhir, lanjut dia, kemampuan akademik dan non-akademik anak-anak Indonesia justeru dianggap lebih baik.

"Untuk akademik rata-rata GPA atau IPK anak Indonesia itu 3,00. Sementara yang dianggap paling menonjol dari anak-anak Indonesia itu khususnya dari sisi non-akademik. Para mahasiswa Indonesia dinilai paling kreatif untuk urusan non-akademik dan selalu unggul dibanding anak lain," ujar Dahlan. 

Dahlan mengatakan, berdasarkan survei Carrier Office Ritsumeikan APU pada 2013 lalu spesifikasi kebutuhan sumber daya manusia yang diinginkan perusahaan-perusahaan internasional Jepang tidak hanya menitik beratkan pada kemampuan teknis (skil) dan potensi akademik. Lebih dari itu, beberapa variabel non-teknis (non-skil) sangat mereka butuhkan dari para sarjana lulusan perguruan tinggi.

"Kepemimpinan, kemampuan menemukan masalah, kemampuan mengeksekusi rencana, memberi inspirasi orang di sekitarnya, suka belajar dan memperbaiki diri, serta punya semangat kerjasama yang tinggi. Kriteria itulah yang utama," kata Dahlan.

Sumber: kompas.com

Jumat, 04 Juli 2014

Ini Bukti Seks Jadi Resep Sukses di Piala Dunia 2014


Istri Robin van Persie, Bouchra

Padatnya jadwal latihan dan pertandingan, tempo bermain tinggi plus tekanan, menjadi rutinitas pemain sepak bola di turnamen level Piala Dunia. Para pemain perlu cara buat melepas ketegangan itu, salah satunya yaitu dengan menghabiskan waktu senggang bersama pasangan.

Namun, tidak semua pelatih membebaskan pemainnya untuk bersama pasangan masing-masing di waktu senggang. Seperti dilaporkan Daily Mail, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi antara kebebasan tersebut dan prestasi tim di Piala Dunia 2014.

Semua negara yang melarang pemainnya berhubungan seksual di Piala Dunia 2014 ternyata telah tersingkir. Sementara tim dengan peraturan lebih santai tentang masalah ini mampu menikmati hasil yang lebih baik di lapangan.

Pemain Jerman dan Belanda diizinkan bertemu istri dan pacarnya masing-masing. Bahkan pasangan ini boleh untuk tinggal bersama di hotel tim. Hasilnya, Jerman dan Belanda mampu melaju ke perempat final.

Sementara itu, Perancis, Brasil, dan Kosta Rika memiliki aturan yang lebih rumit tentang seks. Pemain masih diizinkan bertemu dengan pasangannya, tetapi tidak tinggal bersama dalam hotel tim. Sedangkan pemain Argentina, Belgia, dan Kolombia baru saja dibolehkan bertemu pasangan.

Membiarkan pemain menghabiskan waktu intim dengan orang yang dicintai juga dilakukan oleh Amerika Serikat, Swiss, Uruguay, dan Nigeria. Semuanya berhasil masuk ke babak 16 besar.

Sedangkan negara yang melarang seks, seperti Spanyol, Rusia, dan Bosnia Herzegovina, gagal melaju ke babak kedua. Cile dan Meksiko sebenarnya juga melarang pemain bertemu pacar atau istri, tetapi mereka hanya sampai di 16 besar.

Beberapa pelatih menekankan bahwa seks bukanlah hal terpenting. Arsitek Brasil Luiz Felipe Scolari mempersilakan pemainnya berhubungan intim dengan pacar atau istri, tetapi ada syaratnya.

"Para pemain bisa berhubungan seksual normal selama Piala Dunia. Biasanya seks yang normal dilakukan dengan cara seimbang, tetapi tidak dengan cara tertentu seperti melakukan seks dengan akrobat. Kami akan memberi batas dan survei kepada para pemain," jelas Scolari.

Pelatih Kosta Rika, Jorge Luis Pinto, mengaku bahagia bila melihat pemainnya bisa tenang setelah terlibat dalam aktivitas seksual dengan pasangannya masing-masing. Luis Pinto percaya bahwa seks dalam waktu yang lama memiliki efek yang merugikan buat atlet. Seks dapat mengganggu pemain sebelum pertandingan besar.

Sayangnya, kebijakan waktu santai bersama pasangan tidak dipakai oleh Inggris. Padahal, WAGs (istri dan pacar) para pemain Inggris yang kerap jadi sorotan publik. Akibatnya, The Three Lions pun gagal klimaks dan terusir di babak penyisihan grup.


Kamis, 03 Juli 2014

7 Mitos Keliru Seputar Berhenti Merokok

Ilustrasi

Tentu kita sudah sering mendengar berbagai keuntungan positif dari berhenti merokok, tetapi sayangnya bukan perkara mudah untuk menghentikan kebiasaan buruk ini.
Banyaknya mitos-mitos keliru mengenai usaha berhenti merokok tak jarang juga membuat kita bingung. Nah, agar Anda tidak terjebak dalam mitos keliru, ketahui fakta yang benar sehingga Anda bisa segera mengucapkan selamat tinggal pada rokok.

1. Rokok elektronik bantu berhenti merokok
Sebuah studi terbaru dari Universitas California di San Francisco, AS, menemukan bahwa rokok elektronik (e-cigarettes) tidak efektif membantu perokok untuk berhenti. Hasil analisa 82 studi menunjukkan, orang yang menggunakan rokok elektronik hanya sedikit yang benar-benar berhenti merokok.

2. Bikin gemuk
Ini sebenarnya juga hanya mitos, karena beberapa studi ilmiah justru menunjukkan orang yang merokok ternyata lebih gemuk. Memang, berat badan bisa bertambah setelah kita berpisah dengan rokok, tapi ini hanya terjadi jika kita mengganti rokok dengan makanan tidak sehat.

3. Biaya lebih mahal
Banyak orang yang sulit berhenti merokok sendiri berkilah konsultasi dokter dan obat-obatan untuk membantu mengurangi kecanduan nikotin sangat mahal. Padahal, pengeluaran untuk membeli rokok juga tidak sedikit. Belum lagi biaya premi asuransi kesehatan yang harus dibayar perokok juga lebih tinggi.

4. Hookah alternatif yang lebih sehat
Para perokok sosial, mereka yang merokok sesekali saat sedang berkumpul dengan teman, mengira menghisap hookah lebih sehat daripada merokok. Tapi faktanya tidak demikian. Hookah ternyata sama buruknya dengan rokok.

5. Setelah lama jadi perokok, berhenti tak ada manfaatnya
Tak pernah ada kata terlambat untuk mendapatkan efek kesehatan dari bebas rokok. Setelah setahun tanpa rokok, risiko seseorang menderita penyakit jantung akan berkurang setengahnya. Bahkan, setelah 20 menit kita berhenti merokok, kadar karbon monoksida dalam aliran darah menjadi normal.

6. Sulit menghadapi stres
Walau kebanyakan orang merokok saat menghadapi situasi penuh tekanan, sebenarnya orang yang bukan perokok memiliki tingkat kecemasan lebih rendah. Banyak orang mengira setelah berhenti merokok mereka akan lebih stres karena mereka bingung bagaimana harus menghadapi stresnya.

7. Jadi kurang produktif
Walau Anda mungkin merasa merokok di pagi hari akan membuat Anda lebih fokus dan banyak ide, sebenarnya para perokok lebih banyak mendapat kerugian. Secara umum perokok lebih gampang sakit dan izin tidak bekerja, produktivitas pun menurun. Para perokok juga akan lebih sering meninggalkan pekerjaannya untuk merokok di luar, akibatnya tugas-tugas terbengkalai dan jam kerja jadi lebih panjang.

Rabu, 02 Juli 2014

Sisi Lain Puasa, Mengurangi Lemak Tubuh


Ilustrasi

Berpuasa bukan hanya melatih seseorang hidup teratur, disiplin, dan mencegah kelebihan makan. Lebih dari itu, berpuasa juga menyehatkan karena bisa mengurangi lemak tubuh.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh tim dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, terbukti selama puasa Ramadhan terjadi penurunan berat badan dan perubahan komposisi tubuh, kecuali massa protein.

Penelitian yang dipimpin oleh Dr.Ari Fahrial Syam, Sp.PD ini dilakukan terhadap 43 orang staf medis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi komposisi tubuh secera lengkap, pemeriksaan antropometri, dan analisa asupan makan harian.

Pemeriksaan dilakukan pada hari pertama puasa, hari ke-28 dan empat sampai lima minggu setelah puasa. Para subjek penelitian diberi kebebasan untuk mengonsumsi makanan seperti biasa saat mereka puasa, begitu pula dengan aktivitas fisik. Seluruh subjek penelitian tetap melakukan aktivitas seperti biasa, termasuk bekerja.

Penelitian yang akan dipresentasikan dalam Kongres Gastroenterologi Asia Pasifik tahun 2014 ini memberikan hasil berpuasa selama 14 jam tidak menyebabkan gangguan kesehatan. Malah, berpuasa bisa mengurangi lemak tubuh seseorang.

Penurunan berat badan juga terjadi, tetapi lebih besar pada laki-laki daripada wanita. Rata-rata penurunan berat badan pada laki-laki mencapai 1,4 kg, sedangkan pada perempuan hanya 0,8 kg. Pengurangan lelmak tubuh mencapai 0,5 kg.

Puasa sendiri tidak menyebabkan penurunan protein tubuh. "Hal ini hal baik karena walau terjadi penurunan berat badan dan kadar lemak tubuh, tapi tidak terjadi penurunan protein. Protein kita butuhkan untuk kekuatan otot, baik otot gerak atau otot untuk pernapasan dan jantung," kata dokter Ari dalam siaran persnya.

Tetapi, pemeriksaan lanjutan setelah empat hingga lima minggu pasca puasa ternyata menunjukkan berbagai parameter komposisi tubuh dan berat badan kembali pada kondisi seperti hari pertama puasa.

"Naiknya kembali berat badan setelah Ramadhan ini konsisten dengan penelitian di luar negeri, bahkan beberapa penelitian lain mendapatkan terjadi kenaikan berat badan setelah puasa," paparnya.

Ia menambahkan, kondisi tersebut menunjukkan bahwa komitmen untuk mempertahankan berat badan selama Ramadhan tidak konsisten dan tidak berlangsung lama.

"Ramadhan memberi kesempatan kepada kita untuk hidup sehat. Masalahnya apakah kondisi sehat yang telah kita capai ini bisa kita optimalkan dan tetap dipertahankan setelah Ramadhan," tandasnya.

Sumber: kompas.com