Layanan Tiket Pesawat Murah, Booking dan Cetak Sendiri Tiketnya

CARA MUDAH BERBISNIS TIKET PESAWAT

Apakah anda sudah siap untuk Bergabung??

Bergabung? silahkan klik disini

Rabu, 06 Maret 2013

Obama dan Pemimpin Dunia Berduka Atas Wafatnya Chavez

Presiden AS Barack Obama bertemu Presiden Venezuela Hugo Chavez tahun 2009 lalu
Presiden AS Barack Obama bertemu Presiden Venezuela Hugo Chavez tahun 2009 lalu
Para pemimpin dunia menyampaikan belasungkawanya atas kematian Presiden Venezuela Hugo Chavez akibat kanker Selasa waktu setempat. Di antara yang turut berduka adalah Barack Obama, presiden Amerika Serikat, negara yang dianggap dalang atas kematian Chavez.

Dalam pernyataannya, dilansir Reuters, Obama menyampaikan dukungannya pada rakyat Venezuela pada masa-masa yang sulit ini. Dia juga menyatakan bahwa AS siap melanjutkan hubungan yang saling membangun dengan Venezuela.

Kendati begitu, Obama menegaskan bahwa negaranya tetap mendukung demokrasi, yang menurut AS tidak dimiliki Venezuela pada kepemimpinan Chavez yang dianggap diktator. "Di saat Venezuela memulai bab baru bagi sejarahnya, AS tetap berkomitmen pada kebijakan yang mendukung prinsip-prinsip demokrasi, penegakan hukum, dan penghormatan hak asasi manusia," kata Obama.

Presiden Brasil Dilma Rousseff yang juga pernah menderita kanker melakukan hening cipta selama semenit pada Kongres Nasional Pekerja Pedesaan ke-11 di Brasilia. Dalam pernyataannya, dia mengatakan bahwa Chavez adalah pemimpin yang hebat.

"Hari ini, orang Amerika Latin yang hebat meninggal. Di banyak kesempatan, pemerintah Brasil sering tidak sepakat dengan Chavez, tapi hari ini, seperti sebelumnya, kami menganggapnya sebagai pemimpin, sungguh sebuah kehilangan yang tiada gantinya, seorang teman bagi Brasil," kata Rousseff.

Presiden Kolombia Juan Manuel Santos juga menyampaikan belasungkawanya. Dia mengatakan bahwa Chavez berjasa bagi perdamaian di Kolombia."Penghargaan terbesar kami untuk mengenang Hugo Chavez adalah mewujudkan mimpi yang dia bagi pada kami untuk mencapai kesepakatan penghentian konflik dan perdamaian di Kolombia," kata Santos.

Presiden Chile Sebastian Pinera mengakui bahwa dirinya dan Chavez memiliki perbedaan yang prinsipil. Namun, dia tetap menghargai kekuatan Chavez dalam mempertahankan ideologi yang dianutnya untuk rakyat.

"Ketika penyakitnya memburuk dan dia harus kembali ke Kuba, saya telepon dia dan saya ingat dia berkata pada saya, bahwa dia akan menghadapi kematian dan ingin mati di negaranya, Venezuela yang dia cintai," kata Pinera.

Menteri Luar Negeri Inggris William Hague turut menyampaikan duka citanya. Dia mengatakan bahwa  Inggris ikut bersedih atas kematian Chavez. "Sebagai presiden Venezuela selama 14 tahun, dia telah meninggalkan kesan mendalam di negaranya dan di seluruh dunia. Saya ingin menyampaikan belasungkawa pada keluarganya dan rakyat Venezuela," kata Hague.

Sumber: viva.co.id

Tidak ada komentar: