Lebaran adalah momen tahunan dimana kesibukan masyarakat amat tinggi baik untuk berbelanja maupun mudik (pulang kampung). Saat itu pula, waktunya masyarakat menerima THR, pesangon dan bonus-bonus lainnya. Di sela-sela masyarakat lengah dengan kesibukannya, disaat itulah para pelaku kejahatan melancarkan aksinya dengan jalan pintas. Kerapkali aksi kejahatan ini dilakukan dengan berbagai modus, sehingga tidak sedikit yang menjadi korban hipnotis, perampokan, jambret, dan pembiusan yang mengakibatkan kerugian harta benda dan terkadang mengancam keselamatan jiwa. Baru-baru ini Kota Medan digegerkan dengan adanya beberapa korban hipnotis yang kehilangan uang dan harta benda akibat aksi kejahatan dengan modus pura-pura menanyakan sesuatu dan mengajak korban bicara. Selain itu, aksi kejahatan dengan modus ban bocor juga marak. Hal ini menjadi alarm dan peringatan bagi kita, untuk meningkatkan kewaspadaan dan lebih hati-hati. Sebab, semakin lama modus yang digunakan pelaku kejahatan semakin canggih dan beragam dalam melancarkan aksinya. Modus Kejahatan Pelaku kejahatan semakin pintar dalam membaca situasi untuk melancarkan aksinya kapan-kapan saja masyarakat lengah. Hal ini terlihat dari tahun ke tahun angka kejahatan saat dan menjelang lebaran, ramadhan, dan hari-hari besar lainnya memperlihatkan tren kenaikan. Pusat-pusat keramaian maupun tempat sunyi menjadi tempat pilihan untuk melakukan operasinya saat Ramadhan dan lebaran. Menurut salah seorang kriminolog Adrianus Meliala, kejahatan yang terkait dengan harta benda masih menjadi pilihan pelaku-pelaku kejahatan disaat Ramadan dan jelang Idul Fitri. Hal ini menjadi tanda bagi kita sebagai masyarakat untuk lebih berhati-hati dan lebih waspada terhadap aksi kejahatan yang siap mengintai. Ada beberapa modus kejahatan yang digunakan oleh para pelaku kejahatan untuk melakukan operasinya berdasarkan berbagai sumber. Diantaranya sebagai berikut: Pertama, Pura-pura menanyakan jalan atau alamat. Hati-hati terhadap orang seperti ini. Jika dalam keadaan sendirian dan sunyi, hendaklah jangan digubris atau cepat-cepat pergi menuju tempat yang lebih ramai. Kedua, pura-pura menawarkan sesuatu (makanan, minuman atau sok akrab). Hal ini sering terjadi ketika mudik pulang kampung. Di dekat bangku tempat kita duduk ada saja orang yang ramah dan menawarkan sesuatu. Jika kita tidak mengenalnya sebagai teman, tetangga atau saudara, jangan diterima. Karena dikhawatirkan ada maksud tersembunyi dari orang tersebut. Ketiga, meminjam sesuatu (misalnya meminjam telepon seluler untuk sms atau telpon). Bila kondisi ramai, penuh kesibukan penumpang dan pergi sendiri, jangan mudah percaya memberikan pinjaman. Keempat, menawarkan jasa untuk angkutan. Dilihat dulu rute dan perusahaan yang akan menjadi angkutan secara jelas informasinya. Kalau bisa yang sudah langganan. Karena bisa saja ada aksi penipuan di balik itu. Atau langsung saja datang langsung ke loket terdekat. Kelima, pura-pura menumpang. Hati-hati dengan orang yang menyetop kendaraan kita di tengah jalan dan meminta untuk menumpang di kendaraan kita. Apalagi kalau yang menumpang lebih dari dua orang dan kita dalam keadaan sendirian. Karena bisa saja di tempat sunyi dan di tengah jalan terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Beberapa Langkah Antisipasi Ada beberapa langkah antisipasi agar kita terhindar dari aksi kejahatan dan menutup kemungkinan bagi pelaku kejahatan untuk melancarkan aksinya. Yaitu sebagai berikut: Pertama, jangan sendirian. Kalau pergi atau mudik sendiri, usahakan dengan teman dan kenalan atau saudara. Karena bila ada teman, biasanya pelaku kejahatan berfikir dua kali untuk melakukan aksinya. Kedua, jangan sembrono memarkirkan kendaraan, meletakkan barang berharga dan menitipkan barang-barang yang kita anggap berharga. Jika memarkirkan kendaraan, pastikan di tempat parkir resmi, atau salah satu teman kita/saudara/kenalan, diminta untuk menungguinya atau bisa juga dengan cara menambahkan kunci pengaman. Hati-hati juga membawa barang berharga jangan sampai lengah dan bila ingin menitipkannya, titipkanlah ke tempat penitipan resmi terdekat. Ketiga, hindari berkendara melewati jalur sunyi. Kalaupun terpaksa, usahakan bareng dengan pengendara lain. Karena seringkali perampokan dan kejahatan terjadi di tempat sunyi. Atau, bagi yang mudik (pulang kampung) dengan mengendarai sepeda motor (bikers), usahakan secara beramai-ramai/bergerombol/beregu. Karena selain menambah terjaminnya rasa aman, juga menciptakan kebersamaan. Keempat, jangan berhenti saat distop oleh orang tak dikenal yang menyetop kendaraan yang kita tumpangi dengan maksud mencari tumpangan. Terkecuali orang yang menyetop kita kenal atau, disaat yang sama berkendaraan dalam keadaan bergerombol dan ramai-ramai. Kelima, hati-hati dengan orang yang yang sok ramah yang tidak kita kenal. Karena seringkali modus ini menjadi pilihan pelaku kejahatan untuk melancarkan aksi hipnotis, pembiusan dan menggiring korbannya tidak sadar dan menyerahkan harta berharga yang dimilikinya. Keenam, pastikan pintu rumah dan pagar terkunci. Jangan sembarangan membuka pintu jika ada orang yang mengetuk. Lihat dulu, siapa yang mengetuk. Penutup Itulah beberapa modus kejahatan dan beberapa langkah antisipasi yang kiranya bermanfaat bagi masyarakat yang sibuk menghadapi lebaran dan mudik pulang kampung. Hal ini untuk meminimalisir kemungkinan aksi kejahatan seperti tahun-tahun sebelumnya yang banyak memakan korban. Kita berharap, lebaran tahun ini berlangsung aman, tertib dan tidak ternoda aksi kejahatan. |
CARA MUDAH BERBISNIS TIKET PESAWAT
Selasa, 14 Agustus 2012
Awas, Modus Kejahatan Jelang dan Saat Lebaran!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar